Rabu, 29 Agustus 2012

Lagi-lagi kecewa melihat perkembangan seni di Parapat.

sekali lagi, saya kecewa melihat lomba seni di Parapat dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan RI-66. 
Lomba Vokal Grup Tingkat SMP hanya dibolehkan diikuti 3 peserta yaitu masing-masing satu dari SMP N 1, SMP N 2 dan SMP HKBP Parapat.
Dengan kata lain, tanpa latihan saja sudah dapat Juara III. Sementara pelajar lain yang berkeinginan ikut ti
dak dibolehkan. Justru yang membuat saya heran, guru Kesenian SMP 1 yaitu ibu N br Ompusunggu yang protes saat murid-muridnya yang dari SMP 1 datang mendaftar, dengan alasan panitia sudah memutuskan hanya tiga peserta. kalau mereka dibolehkan murid saya yang dari SMP sebagai peserta resmi saya batalkan ikut, kata ibu ini dengan lantangnya. Oh, seharusnya sebagai pendidik beliau justru senang bahwa murid2nya punya potensi, justru bukan menghambat kreativitas murid. entah akal sehat apa yang dipakai ibu yang satu ini. Undang-undang saja bisa dirobah, apalagi hanya sekedar festival 17 agustus. apa takut muridnya kalah? entahlah.
Yang tak lucuk, tak hanya festival VG yang hanya diikuti 3 peserta, yang nota bene banyak potensi dan bibit seni yang muncul di kalangan generasi muda Parapat. Lomba vokal solo tadinya hanya diikuti satu peserta. berarti betul2lah solo ya? mungkin karena malu, murid2 direkrut untuk mengikuti lomba tadi siang di Pagoda. akibatnya, tak hanya suara yang pas-pasan, kustum juga jadi tak berkesan mengikutilomba. Masak pakai baju olahraga? bahkan, mungkin karena tak ada persiapan, ada peserta yang membawakan lagu cinta. Oh Parapat na balau, hanya sekali setahun saja menyelenggarfakan HUT RI itu pun tak becus dan asal ada. harus kita ingat, lewat lagu, sebagai contoh lagui Bendera yang dibawakan grup band COKLAT, mampu mengbgugahj rasa nasioanlisme. Na boha nama hita on, yang sudah bagaimana kah parahnya kita? boha do hamu angka par Parapat i? parate-atehon hamu otik perjalanan ni hutanta on

Tidak ada komentar:

Posting Komentar